Tidak ada doa khusus agar
mudah menghafal pelajaran atau mudah menghafal Alquran.
Hanya saja, Anda bisa berdoa dengan doa yang bisa Anda pahami, misalnya dengan
bahasa Indonesia. Anda juga bisa berdoa seperti yang diajarkan dalam Alquran:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Ya Allah, tambahkanlah ilmu
untukku.”
Doa ini Allah perintahkan agar dibaca, sebagaimana
yang Allah tegaskan dalam Alquran di surat Thaha: 114.
Kemudian, bagian dari tabiat
manusia adalah lupa. Dan itu sejatinya termasuk nikmat Allah. Tidak bisa kita
bayangkan Andaikan manusia tidak pernah lupa. Dia akan terus bersedih dan
bersedih karena hal pahit yang pernah dia alami masa silam selalu teringat di
benaknya.
Lupa dalam bahasa Arab dinyatakan
dengan nisyan [النسيان]. Sangat
dekat dengan kata insan [الإنسان]. Dalam
syair arab dinyatakan:
وما سُمي الإنسان إلا
لنسيه
ولا القلب إلا أنه يتقلب
Manusia disebut insan (manusia), karena
sifat nisyan (pelupanya)
Hati disebut qalb (hati), karena sifat taqallub (mudah
berubah)
Ada juga pepatah yang mengatakan:
إن أول نَاسٍ أولُ الناس
Sesungguhnya pelupa pertama kali
adalah manusia yang pertama
Maksudnya adalah Adam ‘alaihissalam.
Hanya saja, sifat lupa itu
berbeda-beda antara satu manusia dengan lainnya, sesuai kemampuannya. Ada yang
daya hafalnya kuat dan ada yang daya hafalnya lemah.
Berikut beberapa hal yang bisa
mengurangi sifat pelupa:
Pertama, menjauhi dosa. Karena dampak
buruk maksiat, menyebabnya lemahnya hafalan dan sulit memahami ilmu. Karena
kegelapan maksiat tidak akan bersatu dengan cahaya ilmu. Dikisahkan bahwa Imam
Syafii pernah mengalami gangguan hafalan ketika belajar, tidak sebagaimana
umumnya. Kemudian beliau bertanya kepada gurunya, Imam Waki’. Beliau
mengatakan:
شكوت إلى وكيع سوء
حفظي فأرشدني
إلى ترك المعاصي
وقــال إن علم الله
نــورٌ
ونور الله لا يعطى لعاصي
Saya pernah mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Waki’
Beliau menyarankan aku untuk meninggalkan maksiat
Beliau mengatakan: Sesungguhnya ilmu adalah nur (cahaya)
Sementara cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.
Al-Khatib meriwayatkan dalam
kitab al-Jami’ 2:387, dari Yahya bin Yahya, bahwa ada
seseorang yang bertanya kepada Imam Malik,
“Wahai Imam Malik, apa yang harus
dilakukan untuk menguatkan hafalan?”
Imam Malik menjawab:
إن كان يصلح له شيء فترك المعاصي
“Jika ada sesuatu yang harus
dilakukan agar hafalan kuat, maka bentuknya adalah meninggalkan maksiat.”
Barangkali ini merupakan bagian
dari kandungan makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ
خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ
وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى
تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ
عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“Sesungguhnya ketika seorang
hamba melakukan satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam.
Ketika dia tinggalkan, memohon ampun, dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan.
Jika dia mengulangi lagi, maka akan ditambahkan titik hitam itu sampai menutupi
hatinya. Itulah ar-Ran, yang telah Allah sebutkan dalam firmannya:
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak, tetapi
disebabkan ar-Ran yang menutupi hati mereka disebabkan apa yang telah mereka
lakukan.” (HR. Tumudzi, no. 3334 dan dihasankan Al-Albani).
Hati-hatilah dengan maksiat.
Sesuatu yang mungkin kita anggap remeh, nampaknya hanya dosa kecil, segera
hentikan. Itu akan menjadi kotoran dan noda hitam yang menutupi hati kita. Di
saat itulah, cahaya ilmu, nasihat, dan kebenaran akan sulit masuk ke dalam
relung hati manusia. Termasuk menghalangi dirinya untuk memahami pelajaran atau
menghafalkannya.
Kedua, banyak mengingat Allah, membaca
tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir lainnya. Karena dzikir bisa
menghidupkan hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang mengingat Allah dan orang
yang tidak mengingat Allah, seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari
6407).
Karena itulah, Allah perintahkan
kita untuk banyak berdzikir ketika kita lupa, melalui firman-Nya:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ
“Ingatlah Tuhanmu ketika kamu
lupa…” (QS. Al-Kahfi: 24).
Salah satu maknanya adalah
apabila kamu lupa sesuatu, ingatlah Allah, agar kamu bisa mengingatnya kembali.
(Zadul Masir, 3:77).
Ketiga, tidak banyak makan
Memperhatikan pola makan yang
sehat, memilih yang bergizi, tidak terlalu banyak yang menyebabkan kekenyangan,
termasuk terapi yang sangat membantu menguatkan hafalan. Karena banyak makan
akan menyebabkan banyak tidur dan sulit diajak berfikir. Badan terasa berat,
bawaannya pingin istirahat, mudah ngantuk, dst.
Pepatah Arab mengatakan,
فإن الداء أكثر ما
تراه يكون من الطعام أو الشراب
“Sesungguhnya penyakit yang banyak kau ketahui
bersumber dari makanan dan minuman”
Keempat, sebagian ulama menyebutkan ada
beberapa makanan tertentu yang bisa membantu menguatkan hafalan. Di antaranya
adalah madu, zabib (kismis), dan Lubban.
Az-Zuhri mengatakan:
عليك بالعسل فإنه جيد للحفظ
“Minumlah madu, karena itu baik
untuk hafalan.”
Beliau juga mengatakan,
من أحب أن يحفظ الحديث فليأكل
الزبيب
“Siapa yang ingin hafalannya kuat,
hendaknya dia makan zabib.
Keterangan di atas diambil dari
kitab al-Jami’ karya al-Khatib 2:394.
Ibrahim mengatakan
عليكم باللبان فإنّه يشجع القلب
ويذهب النسيان
“Makanlah lubban, karena ini bisa
menyemangati hati dan menghilangkan lupa.” (al-Jami’ karya Al-Khatib,
2/397).
Lubban (Frankincense) adalah
ambar (resin) yang dihasilkan dari pembekuan getah pohon kundur atau pohon
lubban. Benda ini juga sering digunakan untuk dupa dan kemenyan, karena jika
dibakar bisa menghasilkan bau harum
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar