Bismillah..
Hasad adalah sebuah kejelekan
yang kita berlindung kepada Allah darinya, sebagaimana dalam firman-Nya:
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ
إِذَا حَسَدَ
“Dari
kejelekan orang-orang yang hasad apabila mereka hasad.” (QS. Al-Falaq: 5)
Banyak ayat dan hadits yang
memperingatkan dari hasad. Nabis shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا
“Janganlah
kalian saling hasad.”[1]
Beliau juga bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ
“Waspadailah
hasad.”[2]
Dan masih banyak hadits-hadits
lain yang semakna dengan hadits di atas.
Wahai saudaraku..
Ketahuilah, bahwasanya hasad adalah penyakit yang pertama kali muncul di alam makhluk.
Ketahuilah, bahwasanya hasad adalah penyakit yang pertama kali muncul di alam makhluk.
Bukankah Iblis terusir dari surga
dan terjauhi dari rahmat Allah Ta’ala disebabkan hasadnya ia kepada Nabi
Adam -‘alaihi salam-?
Bukankah anak adam saling
membunuh (qabil membunuh habil) disebabkan adanya hasad ?
Allahu musata’an !
Hasad adalah penyakit yang tidak
ada untungnya.
bagaimana tidak ?!!
Bukankah sama saja halnya ia
(pelaku hasad) melempar dengan batu kepada orang lain, namun bukan orang lain
yang kena, tetapi malah dirinya kena. Demikian pulalah hasad.
Rasulullah -shallahu ‘alaihi wa
sallam- menjelaskan bahwasanya hasad memakan kebaikan, sebagaimana api memakan
kayu.
إياكم والحسد فإن
الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
“jauhilah
hasad karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”[2]
Sekarang mari kita ulas sejenak
penyebab hasad.
Kalaulah kita mau bicara dari
hati ke hati, maka akan didapati bahwasanya hasad disebabkan karena kita
berlomba-lomba kepada sesuatu yang sempit. Sehingga muncullah rasa saling
benci, saling hasad. Akan tetapi seorang muslim yang sejati, maka ia akan
berbebut sesuatu yang besar, yaitu pengampunan Allah Ta’ala dan surga-Nya. Jika
demikinan, bagaimana mungkin lagi sesama muslim saling dengki ? saling hasad ?
Hasad merupakan marah yang
tependam di dalam hati yang tidak bisa dilampiaskan kepada orang yang menjadi
target hasad. Ini pulalah yang terjadi pada iblis.
Iblis hasad kepada Nabi Adam
-‘alaihi wa sallam-, yang mana menyangka bahwa ia harus mendapat kasih sayang
Allah -‘azza wa jalla- secara mutlak, sehingga ketika diciptakan Nabi Adam
-‘alaihi wa sallam-, maka ia mengira Nabi Adam -‘alaihi wa sallam- akan merebut
kasih sayang Allah -‘azza wa jalla-.
Lantas kemudian Iblis
-la’natullahu ‘alaihi- mencari-cari legalitas atas hasad yang ia buat, yang
mana itu merupakan alasan yang tidak berada di atas dalil.
Bukan kah tatkala Allah Ta’ala
memerintahkan iblis untuk sujud kedapa adam, ia membantah dengan mengatakan
أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ
خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Aku
lebih baik dari dirinya, engkau ciptakan diriku dari api sedangkan engkau
ciptakan ia dari tanah”[3]
Sesungguhnya perbandingan antara
tanah dan api merupakan perbandingan yang amat jauh. Bukankah pada realitasnya,
tanah jauh lebih baik daripada api. Karena tanah sifatnya membangun, sedangkan
api sifatnya membakar. Dan sifat yang membangun jauh lebih baik dari pada
membakar. Dan tabiat tanah adalah dingin, sedangkan tabiat api adalah
panas, dan tentu dingin lebih dari pada panas. Demikian yang dijelaskan oleh
Imam Ibnul Qayyim dalam kitab badaa’ul fawaid.
Allahu a’lam..
Insya Allah akan kami lanjutkan
pada tulisan berikutnya, biidznillah..
[1] – Hadits shahih, riwayat muslim
[2] – Hadits
shahih, riwayat Abu daud
[3] – Surah
Al-A’raaf ayat 12
Sesungguhnya Ibnu sirrin
-rahimahullahu- pernah mengatakan,
“Aku tidak pernah
melakukan hasad kepada seseorang dalam perkara dunia.
Karena jika ia
nantinya adalah penghuni surga, maka bagaimana mungkin aku hasadnya kepada atas
perkara dunianya, sedangkan ia akan ke surga.
Jika ia nantinya
adalah penghuni neraka, maka bagaimana mungkin aku hasadnya kepadanya atas
perkara dunianya, sedangkan ia akan ke neraka”
Masya Allah..
betapa mendalam sekali ucapan dari Ibnu Sirrin -Rahimahuallahu-, yang mana ucapan tersebut merupakan obat nan begitu ampuh guna mengusir rasa hasad yang mengendap di relung-relung hati kita.
betapa mendalam sekali ucapan dari Ibnu Sirrin -Rahimahuallahu-, yang mana ucapan tersebut merupakan obat nan begitu ampuh guna mengusir rasa hasad yang mengendap di relung-relung hati kita.
Wahai saudaraku,
Tatkala seorang thabib atau dokter hendak menyebuhkan suatu penyakit, maka sudah seyogyanya ia memahami terlebih dahulu penyakit tersebut dengan jeli, diantara memahami secara benar apa penyebab sesungguhnya, sehingga nantinya anda bisa meracik ramuan-ramuan yang kiranya dapat menyebuhkan penyakit tersebut. Maka demikian halnya pulalah tatakala kita hendak menyebuhkan penyakit hasad yang sudah kadung menjadi kerak di hati kita, harus terlebih dahulu kita mencermati apa faktor-faktor yang menjadikan hati itu menjadi berpenyakit.
Tatkala seorang thabib atau dokter hendak menyebuhkan suatu penyakit, maka sudah seyogyanya ia memahami terlebih dahulu penyakit tersebut dengan jeli, diantara memahami secara benar apa penyebab sesungguhnya, sehingga nantinya anda bisa meracik ramuan-ramuan yang kiranya dapat menyebuhkan penyakit tersebut. Maka demikian halnya pulalah tatakala kita hendak menyebuhkan penyakit hasad yang sudah kadung menjadi kerak di hati kita, harus terlebih dahulu kita mencermati apa faktor-faktor yang menjadikan hati itu menjadi berpenyakit.
Diantara faktor-faktor yang
menjadi seseorang hasad yaitu :
1. Sifat hasad tersebut muncul
dari fitrah yang telah Allah Ta’ala tanamkan. Ia adalah sifat jibillah
(bawaan), yang mana tidak ada satupun tubuh pun yang bebas dari hasad,
akan tetapi orang yang bertakwa / mulia, ia berusaha menahannya dan melawanya,
sedangkan orang yang buruk hatinya, akan menampakkannya. Dan ini adalah ujian.
2. Sifat hasad muncul dari kecintaan
atas popularitas, sehingga dirinya tidak merelakan seseorang untuk
mengalahkanya dalam kedudukan tersebut. Dan jiwanya yang kerdil menginginkan
agar semua orang selain dirinya berada harus dibawahnya, paling maksimal hanya
boleh setara dengannya, tidak boleh melebihinya.
3. Hasad muncul karena permusuhan/kebencian.
Jika seseorang telah terlanjur membenci orang lain, maka tidak akan lagi
kebaikan yang akan muncul dari orang yang dibenci tersebut. Apapun yang
dilakukan oleh orang lain tersebut, maka akan dinilai sebagai bentuk keburukan.
Hal ini disebabkan karena ia melihat dengan pandangan kebencian, sehingga
muncul lah rasa hasad yang begitu mendalam.
4.Sifat hasad muncul karena sikap
kesombongan. Takala ada seorang rekan sejawat yang berpotensi mengalahkan
ia dalam suatu pekerjaan/prestasi, maka ia tidak tahan dengan hal tersebut,
sehingga terjadilah hasad. Ia tidak ingin dikalahkan dalam
pekerjaan/prestasinya tersebut. Dalam kasus yang banyak dijumpai, seorang
penjual tidak rela jika penjual lainnya mengalahkan ia dalam jual beli. Dan ini
pulalah yang terjadi antara Rasulullah -shallallahu ‘alahi wa sallam- dan
orang-orang kafir Quraisy, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Jahal (amar bin
hisyam), yang mana ia membenci Rasulullah -shallallahu ‘alaihim wa
sallam- disebabkan Rasulullah bukan dari suku mereka.
5. Hasad muncul disebabkan
karena sikap ujub/pongah. Adanya rasa berbangga atas diri yang
begitu berlebihan. Biasanya, mereka yang terkena penyakit ini, berbangga atas
amal shalih yang dulu pernah dilakukan. Perlahan tapi pasti, akan menimbulkan
rasa hasad di dalam dirinya jika ada orang lain yang menyamainya atas apa yang
ia ujubkan tersebut.
6.Penyakit hasad muncul
karena buruknya jiwa, yang mana ia melakukan hasad tidak pandang
bulu. Jika ia melihat ada orang yang maju usahanya, maka seketika itu sakit
hatinya, padahal bukan dari kerabatnya, bukan pula dari tetangganya, bahkan
bukan siapa-siapanya, hanya orang asing yang ia baru pertama kali melihat,
namun karena memang jiwanya yang buruk/kerdil. Tidak ada sebab musabab, ia
hasad kepad orang tersebut.
7. Penyakit hasad muncul pada
orang-orang yang memliiki sifat syukh, yaitu orang yang
bakhil atas harta milik orang lain. Jadi, harta milik orang lain, tapi
malah ia yang bakhil. Contoh, ia mendengar kabar ada muhsinin di surabaya yang
menginfaqkan hartanya, tetapi malah ia yang tidak terima, malah dadanya yang
terasa sempit, seakan-akan dunia ini membuat dirinya sesak jika orang tersebut
menginfaqkan hartanya. Hal ini disebabkan hasad yang sedemikiannya menguasai
dirinya. Padahal itu bukan harta miliknya.
Setelah kita mengetahui beberapa penyebab
hasad, maka hendaknya kita meracik ramuan yang pas guna mengobati hasad yang
kadung mengotori hati, atau sekurang-kurangnya sebagai obat yang dapat
menjauhkan kita dari bahaya hasad.
1. Hendaknya kita belajar
untuk senantiasa ridha/ikhlash atas takdir Allah Ta’ala. Bahwasanya Allah
Ta’ala telah menetapkan rizqi hamba-hambanya sesuai dengan ilmu-Nya yang Maha
Luas.
2. Menjaga keistiqamahn dan
pemunurnian ibadah kepada Allah Ta’ala, kemudian memohon pertolongan kepada
Allah Ta’ala agar dijauhi dari sifat hasad.
3. Memahami hakikat kebahagiaan,
ingatlah selalu wasiat emas dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam
من أصبح منكم آمنا في سربه , معافى في جسده , عنده
قوت يومه , فكأنّما حيزت له الدنيا
“Barang siapa yang
pada pagi harinya merasa aman di rumahnya, sehat badannya, tercukupi pangannya
pada hari tersebut, maka seakan-akan ia telah mendapatkan dunia seutuhnya”
[Dihasankan oleh Syaikh al-Albani -rahimahullahu-]
[Dihasankan oleh Syaikh al-Albani -rahimahullahu-]
4. Bermuamalah yang baik kepada
sesama, guna meredam orang yang hasad kepada kita. Karena hasadnya orang lain
kepada kita dapat memicu ‘ain, yang mana akan memudhorotkan kita.
5. Hendaknya zuhud terhadap
dunia, yaitu perhatian kita fokus terhadap perkara akhirat. Harta yang ada
tidak masuk ke dalam hati, akan tetapi cukup di tangan saja.
6. Menganalisa apa yang harus
kita hasadkan. Karena jikalau mau jujur dari hati ke hati, apa pula yang harus
kita hasadkan dari orang tersebut ? Tidak taukah kita, bahwasanya ia pun bisa
jadi menderita dikarenakan harta yang melimpah tersebut.
Semoga apa yang sedikit ini
kiranya dapat bermanfaat, terkhususnya bagi kami.
Allahumma Aamiin.
Allahumma Aamiin.
Allahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar