Bismillah, walhamdulillah,
washshalaatu wassalaamu ‘ala rasulillah,
Sungguh, Allah adalah Zat Yang
Mahabijaksana. Dia memiliki kebijaksanaan yang sempurna yang jauh melampaui
kebijaksanaan seluruh makhluk. Di antara bentuk kebijaksaan Allah adalah Ia
ciptakan surga dengan segala macam kenikmatannya sebagai tempat kembali para
hamba-Nya yang beriman kepadanya.
Dan merupakan bentuk keimanan
kepadanya adalah beriman dengan para nabi dan rasul yang telah Ia utus ke dunia
ini. Kita diperintahkan untuk meyakini mereka sesuai dengan apa yang
diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sepanjang sejarah manusia, telah
banyak para nabi dan rasul yang Allah utus ke dunia ini yang bertugas
menyampaikan dan mengajarkan agama-Nya serta mengajak manusia untuk beribadah
hanya kepada-Nya. Salah satu di antara mereka adalah Nabi Isa ‘alaihissalaam.
Siapa itu Nabi Isa
Beliau adalah seorang lelaki yang
lahir dari perut seorang wanita perawan nan suci bernama Maryam. Ibunya
merupakan anak perempuan dari seorang lelaki pilihan Allah bernama ‘Imran dari
keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Ya’kub alaihissalam).
Keluarga Imran ini merupakan salah satu keluarga yang dipilih Allah untuk
mendapatkan keistimewaan dari-Nya berupa nikmat kenabian.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ
وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً
بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Allah telah
memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat
(di masa mereka masing-masing). Sebagiannya merupakan keturunan dari yang
lainnya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Ali ‘Imran:
33-34)
Bagaimana Kelahiran Beliau?
Allah Ta’ala telah
mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam dilahirkan
tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Artinya, beliau
lahir tanpa ayah. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang mustahil bagi
Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ
اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perumpamaan
(penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah”,
maka jadilah ia.” (Ali ‘Imron: 59)
Ketika Maryam bertanya dengan
penuh rasa heran saat mendapat kabar gembira berupa seorang putra yang akan
lahir dari perutnya tanpa ‘sentuhan’ seorang lelaki, Allah menjelaskan dan
menegaskan kepadanya serta kepada kita semua,
كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا
يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Demikianlah Allah, yang
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Ia sudah berkehendak menetapkan
sesuatu, maka Ia hanya cukup mengatakan kepadanya, “jadilah kamu”, lalu jadilah
ia.” (Ali’Imran: 47)
Proses penciptaan beliau adalah
dengan ditiupkannya roh ke dalam rahim ibunya, Maryam. Kemudian Allah katakan
kepadanya, “kun” (jadilah), sebagaimana yang Allah sebutkan pada ayat
sebelumnya. Maka, seketika itu Maryam hamil sebagaimana wanita pada umumnya dan
kemudian melahirkan Nabi Isa sebagai seorang anak manusia.
Sungguh, penciptaan ini merupakan
salah satu tanda kekuasaan Allah subhanahu wa ta’alasebagaimana
yang telah ditegaskan dalam Alquran,
وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ
وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ
“Dan telah Kami jadikan (Isa)
putra Maryam beserta ibunya sebagai tanda (kekuasaan kami), dan Kami lindungi
mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang
rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (Al-Mu’minun: 50)
Ayat-ayat yang menerangkan
tentang proses kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam di atas
merupakan bantahan tehadap tuduhan orang-orang Yahudi, yang menganggap
Maryam ‘alaihassalam telah berzina. Padahal, Allah telah
menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ
مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ
الْقَانِتِينَ
“Dan (ingatlah) Maryam putri
‘Imran yang memelihara kemaluannya (dari perbuatan keji). Maka Kami tiupkan ke
dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat
Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia itu termasuk orang-orang yang taat.” (At-Tahriim:
12)
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ
وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika
Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih kamu,
menyucikan kamu dan juga mengistimewakan kamu atas segala wanita di seluruh
dunia.” (Ali ‘Imran: 42)
Mukjizat Yang Diberikan kepada Beliau Ketika Bayi
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan dia (Isa) berbicara
kepada manusia dalam buaian (ketika ia bayi) dan juga ketika sudah dewasa. Dan
dia itu termasuk orang-orang yang saleh.” (Ali-‘Imran: 46)
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda,
مَا تَكَلَّمَ مَوْلُود فِي صِغَرِهِ إلا عِيسَى وصَاحِبَ جُرَيْج
Dalam riwayat lain
disebutkan,
لَمْ يَتَكَلَّمْ فِي الْمَهْدِ إِلَّا ثَلَاثَةٌ: عِيسَى
“tidak ada seorangpun yang
berbicara sewaktu kecilnya kecuali tiga orang: (satu di antara mereka adalah)
Isa …….” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika menafsirkan surah Ali
‘Imran ayat 46, Ibnu Katsir mengatakan, “Ia (Isa bin Maryam) mengajak
manusia untuk beribadah kepada Allah semata tanpa kesyirikan pada saat ia masih
kecil sebagai mukjizat dan tanda (kenabian), serta saat beliau sudah dewasa
ketika Allah wahyukan kepadanya untuk melaksanakan urusan itu (dakwah).”2
Kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam Dalam
Islam
Di dalam Alquran, Allah telah
menjelaskan kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam yang
sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan
juga utusan-Nya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan
sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau adalah
anak zina. Bukan pula orang-orang Nasrani bahwa beliau adalah Allah atau anak
Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
membantah keyakinan buruk mereka ini dalam firman-Nya,
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِّبَنِي
إِسْرَائِيلَ
“Isa tidak lain hanyalah
seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya dan Kami jadikan Dia sebagai
tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail.” (Az-Zukhruf: 59)
إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ
أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ
“Sesungguhnya Al Masih, Isa
putra Maryam itu adalah utusan Allah, kalimat-Nya yang Ia kirimkan kepada Maryam,
dan juga roh dari-Nya.” (An-Nisaa’: 171)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan
mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah kalimat Allah yaitu Allah menciptakan
beliau dengan kalimat-Nya, “كن”. Sedangkan maksud dari Roh ialah
Isa ‘alaihissalam merupakan salah satu dari sekian banyak roh
yang telah Allah ciptakan.3Dan beliau bukanlah roh kudus, karena roh kudus itu
ialah Jibril ‘alaihissalam sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan yang setelah mereka.4
Dari ayat ini, kita dapati betapa
mulia dan agungnya kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam di sisi
Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga Allah sebutkan beliau sebagai kalimat dan
juga roh-Nya. Dan idhafah (penyandaran) pada ayat ini
merupakan bentuk penghormatan kepada beliau.
Dakwah Nabi Isa ‘alaihissalam
Dakwah beliau tidak berbeda
dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang lain, yaitu mengajak manusia untuk
beriman dan beribadah hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hanya
saja, Nabi Isa ‘alaihissalam diutus khusus kepada Bani Israil.
Berbeda dengan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang
diutus kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan manusia.
وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُم بِآيَةٍ مِّن
رَّبِّكُمْ
“Dan (Allah jadikan Isa)
sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan berkata kepada mereka),
“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa ayat (mukjizat) dari
Rabb-mu.” (Ali ‘Imran: 49)
Di antara yang beliau serukan
kepada Bani Israil adalah apa yang Allah abadikan dalam kitab-Nya,
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan (Isa) Al-Masih berkata,
“Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah
haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang
zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa
api neraka).” (Al-Maaidah: 72)
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ
“Sesungguhnya Allah itu
Rabb-ku dan juga Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Nya. Inilah jalan yang
lurus.” (Ali-‘Imran: 51)
Walau Allah telah menganugerahi
banyak mukjizat yang menunjukkan kenabian beliau, dan membenarkan kerasulan
beliau, hanya sebagian saja yang menyambut dan menerima dakwah beliau. Mereka
adalah al-hawariyyun yang menjadi pengikut dan penolong setia
beliau.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ
الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَت طَّائِفَةٌ مِّن بَنِي
إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَت طَّائِفَةٌ
“Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah
berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang
setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah.” Maka (dengan
begitu), segolongan dari Bani Israil beriman (al-hawariyyun) dan segolongan
lain kafir.” (Ash-Shaff: 14)
Siapa yang disalib???
Sejak zaman Nabi Musa ‘alaihissalam,
Bani Israil telah menunjukkan sikap-sikap melampaui batas. Mereka telah dikenal
sebagai kaum yang sombong, berhati keras, pembangkang, suka berbohong dan
ingkar janji, selalu mengingkari nikmat dan ayat-ayat Allah serta hobi
mengakal-akali perintah dan larangan Allah. Karenanya, Allah selalu mengutus
para Nabi kepada mereka untuk membimbing dan menuntun mereka ke jalan yang
benar, serta menegakkan hukum Allah di tengah-tengah mereka.
Akan tetapi, ketika ada Nabi yang
diutus kepada mereka, selalu saja mendapat ancaman kejahatan tangan-tangan
mereka. Dan mereka tidak segan-segan membunuh para Nabi yang diutus kepada
mereka. Di antara Nabi yang Allah utus kepada mereka adalah Isa ‘alaihissalam.
Tidak berbeda dengan nabi-nabi
yang lain, Isa ‘alaihissalam juga mendapat perlakuan yang sama
dari Bani Israil berupa pendustaan, pengingkaran, gangguan, dan permusuhan.
Tatkala Allah mengutusnya kepada
mereka dengan bukti-bukti dan juga petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki
terhadap beliau karena kenabian dan mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah
berikan kepada beliau. Karena dasar kedengkian itulah mereka mengingkari
kenabian Isa ‘alaihissalam dan kemudian memusuhi serta
menyakiti beliau.
Betapa besar permusuhan yang mereka
sulutkan sehingga tidak membiarkan beliau ‘alaihissalam menetap
di negeri bersama mereka. Bahkan beliau bersama ibunya selalu berkelana,
berpindah-pindah tempat karena ulah orang-orang Yahudi tersebut.
Tidak sampai di sini. Karena
kedengkian telah tertancap dan mendarahdaging, mereka berusaha membuat
konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut Raja Damaskus saat itu yang
beragama penyembah bintang-bintang. Mereka membuat fitnah-fitnah serta tuduhan
dusta tentang Nabi Isa ‘alaihissalam, sehingga Raja yang mendengar
hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem
untuk menyalibnya.
Setelah menerima perintah dari
raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu langsung berangkat bersama
sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang ditempati oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan
kemudian mengepungnya.
Allah Ta’ala berfirman
yang artinya, “Mereka telah merancang tipu muslihat, dan Allah juga
membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah sebaik-baik
perancang tipu muslihat.” (Ali ‘Imran: 54)
Dalam keadaan demikian, Nabi
Isa ‘alaihissalam menanyakan kepada murid-muridnya tentang
siapa yang bersedia diserupakan wajahnya seperti wajah beliau. Dan beliau
menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia. Maka, salah seorang pemuda di
antara mereka ada yang merespon beliau dengan jawaban, “Saya bersedia”.
Kemudian Allah serupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam.
Setelah itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat Allah ke langit dari rumah tersebut
dalam keadaan demikian. Tatkala para murid beliau keluar dari rumah itu,
orang-orang Yahudi yang telah mengepung sejak sore menangkap dan menyalib
lelaki tersebut.5 Setelah itu mereka berkata, “Sesungguhnya
kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah” (An-Nisaa’:
157)
Namun, Allah membantah perkataan
mereka ini pada ayat yang sama, “Dan mereka sama sekali tidak
membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi, (orang yang mereka salib
itu) adalah yang diserupakan (wajahnya dengan Isa) untuk mereka.”
Dalam satu riwayat, disebutkan
bahwa sebelum menangkap lelaki tersebut, mereka menghitung jumlah orang-orang
yang keluar dari rumah itu karena mendengar bahwa Isa telah diangkat ke langit.
Setelah dihitung, ternyata mereka mendapatkan ada satu orang yang kurang.
Sehingga mereka ragu apakah yang mereka tangkap itu benar-benar Isa atau bukan?6
Inilah mengapa Allah sebutkan di
akhir ayat, “Dan sungguh, orang-orang yang berselisih padanya (urusan
pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan. Mereka itu tidak memiliki ilmu yang
pasti tentangnya. Dan mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin (bahwa yang
dibunuh itu benar-benar Isa).” (An-Nisaa’: 157)
Keberadaan Beliau Saat Ini
Para ulama telah sepakat tentang
keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit dalam keadaan masih hidup dan sama
sekali belum mati. Dan hal ini telah disebutkan Allah dalam firman-Nya,
وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَل
رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Mereka tidak membunuhnya
dalam keadaan yakin. Akan tetapi (sebenarnya), Allah telah mengangkatnya (Isa) kepada-Nya.
Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisaa’: 157-158)
Pengangkatan Nabi Isa ‘alaihissalam terjadi
ketika beliau dikepung oleh orang-orang Yahudi untuk ditangkap dan disalib,
sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Allah mengangkat beliau kepada-Nya,
yaitu ke langit.
Allah Ta’ala juga
berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ
إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
“(Ingatlah) ketika Allah
berfirman, “Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu
kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-orang yang kafir tersebut.”(Ali-‘Imran:
55)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa
yang dimaksud wafat pada ayat ini adalah tidur. Maksudnya, Allah menjadikan
beliau tertidur sebelum diangkat ke langit.7
Imam Ath-Thabari meriwayatkan
dari al-Hasan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
kepada orang Yahudi, “Sesungguhnya Isa itu belum mati. Dan ia akan
kembali kepada kalian sebelum hari kiamat nanti.”8
Dan sangat banyak hadis-hadis
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa
beliau saat ini masih hidup dan berada di langit.
Di antara hadis-hadis tersebut
adalah kisah perjalanan mikraj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam kisah tersebut,
beliau bertemu dengan Nabi Isa ‘alaihissalam di langit yang
menyapa dan memberikan salam penghormatan kepada beliau.9
Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di
Akhir Zaman
Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke
dunia pada akhir zaman nanti merupakan perkara yang pasti akan terjadi dan
merupakan salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat. Tidak ada satu
orang pun dari ulama kaum muslimin yang mengingkari kejadian ini. Bahkan mereka
menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang wajib diyakini oleh setiap
muslim.
Hal itu dikarenakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah mengisyaratkannya dalam Alquran. Begitu pula dengan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah mengabarkan
akan terjadinya kejadian itu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ
عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorang pun dari ahli
kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa alaihissalam) sebelum kematiannya.
Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”(An-Nisaa:
159)
Imam As-Saffarini menjelaskan
bahwa mereka benar-benar akan beriman kepada Nabi Isa ‘alaihissalam sebelum
wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika beliau turun dari langit pada akhir zaman
nanti, sehingga hanya akan ada satu agama, yaitu agama Ibrahim yang lurus.10
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda yang artinya,
“Demi Allah, sungguh hampir
tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang
hakim yang adil.”11
Bagaimana Beliau Turun??
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam akan
turun di dekat ‘menara putih’ yang berada di bagian timur Damaskus dengan
mengenakan pakaian yang dicelupkan wars12 dan za’faran.13 Saat turun, beliau meletakkan kedua telapak
tangannya di sayap dua malaikat. Ketika beliau menundukkan kepala, maka akan menetes.
Dan ketika beliau mengangkatnya, maka akan bercucuran air yang sangat bening
seperti mutiara. Tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma nafas beliau
kecuali ia akan mati. Sedangkan nafas beliau itu menjangkau jarak yang sangat
panjang, sejauh matanya memandang.14
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa ketika turun, Nabi Isa ‘alaihissalam akan
disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan kemudian sholat bersama
mereka.
“Akan senantiasa ada
segolongan dari umatku ini yang selalu berperang menampakkan kebenaran sampai
hari kiamat tiba. Maka turunlah Isa alaihissalam, dan pemimpin mereka (Imam
Mahdi) akan berkata (kepadanya), ‘Kemarilah anda dan sholatlah bersama kami
(maksudnya jadilah imam dalam sholat kami-red).’ Kemudian ia menjawab, ‘Tidak,
sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai bentuk
penghormatan Allah terhadap umat ini.’”15
Apa Yang Beliau Bawa Ketika Diturunkan dan Untuk Apa
Beliau Turun??
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
menetapkan suatu hal melainkan ia mempunyai misi tersendiri untuk itu. Dan Dia
juga telah menetapkan misi khusus diturunkannya Nabi Isa ‘alaihissalam di
akhir zaman nanti. Di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ
مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ،
وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
“Demi Allah, sungguh hampir
tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang
hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapus
jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada
seorang pun yang bersedia menerimanya (harta pemberian).” (HR. Bukhari
no. 2222, Muslim no. 155)
Misi lain dari turunnya Isa ‘alaihissalam adalah
untuk membunuh Dajjal. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يخرج الدجال في أمتي فيمكث أربعين –لا أدري أربعين يوما أو أربعين شهرا أو أربعين عاما– فيبعث الله عيسى بن مريم كأنه عروة بن مسعود فيطلبه
فيهلكه
“Dajjal akan keluar di
tengah-tengah umatku dan akan menetap selama 40 –salah seorang perawi berkata,
aku tidak tahu apakah itu 40 hari, 40 bulan, atau 40 tahun–. Maka Allah utus
Isa putra Maryam. Kemudian beliau mencarinya dan akan berhasil
membinasakannya.”16
Satu hal yang perlu diperhatikan
adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang membawa syariat baru setelah
syariat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Akan
tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang adil sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis di atas.
Syaikh Shalih Al Fauzan
menjelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam beribadah dengan syariat
Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, baik dalam
perkara-perkara pokok maupun cabang. Bukan dengan syariat beliau yang dahulu.
Sebab, syariat tersebut telah dihapus.
Dengan demikian, beliau turun ke
bumi sebagai khalifah bagi Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam,
sekaligus sebagai hakim bagi umatnya.17
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata, “Dan Isa itu masih hidup di langit dan sama sekali belum mati. Dan
ketika turun nanti, ia tidak akan menerapkan hukum kecuali dengan hukum kitab
dan sunah, bukan dengan yang menyelisihi itu.”18
Inilah sedikit tentang hal-hal
yang wajib kita yakini seputar Nabi Isa ‘alaihissalam. Semoga Allah
menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengambil
manfaat darinya.
Wallaahu a’lam.
Catatan Kaki
12 Wars adalah salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Arab,
Habasyah, dan juga India. Buahnya dilapisi oleh kelenjar merah seperti ada
bulu-bulu halus diatasnya. Ini biasa digunakan untuk mewarnai pakaian (lihat
almu’jamul-waasith).
Referensi
1.
Jami’ul bayan fi tafsiril qur’an, karya Imam Ibnu
Jarir Ath-Thobari, maktabah syamilah.
2.
Tafsir ibnu abi hatim, maktabah syamilah.
3.
Tafsirul qur’anil ‘adzhim, karya Imam Ibnu Katsir,
cetakan Daar Ibnul Jauzi, Kairo.
4.
Al-musnadus shohih, karya Imam Bukhori, cetakan
al-maktabah al-islamiyyah, Kairo.
5.
Ash-shohih, karya Imam Muslim, cetakan al-maktabah
al-islamiyyah, Kairo.
6.
Fathul majid, karya syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan,
cetakan daarul ‘aqidah, Kairo.
7.
Al-irsyad ila shahihil i’tiqod, karya syaikh Sholih Al
Fauzan, maktabah syamilah.
8.
Al-mu’jamul wasiith, karya Syaikh Ibrahim Musthofa
dkk, maktabah syamilah.
—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar