Alhamdulillah, shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Sebelumnya telah diulas
mengenai modal awal untuk menghafal Al Qur’an. Ringkasnya modal yang harus
dimiliki adalah punya motivasi yang kuat untuk menghafal Al Qur’an karena
mengingat keutamaanya yang luar biasa. Lalu luruskanlah niat untuk ikhlas pada
Allah. Pantangan besar yang harus dijauhi adalah maksiat. Lalu rajin dalam
mengulang hafalan. Berikut kami jelaskan bagaimana kiat lebih detailnya.
Pertama: Mulai menghafal dari satu mushaf, tidak
berganti-ganti. Karena inilah di antara sebab yang membuat kita cepat lupa.
Perlu diketahui bahwa ketika kita telah menghafal satu halaman mushaf, maka
kita biasanya akan bergantung dan ingatan kita akan selalu mengarah ke lembaran
yang telah kita hafal. Posisi ayat yang telah dihafal akan diketahui di atas,
ataukah di bawah, di kanan ataukah di kiri. Sehingga jika kita berganti-ganti
mushaf, itu akan menyulitkan kita sendiri. Jadi pilihlah satu mushaf standar
untuk hafalan kita seperti mushaf Madinah. Dan lebih bagus lagi memilih yang
berukuran kecil agar bisa di bawa ke mana-mana dan mudah ditaruh di saku.
Kedua: Berusaha setiap harinya menetapkan target hafalan,
misalnya sebanyak satu atau setengah halaman mushaf, atau mungkin hanya satu
ayat setiap harinya, namun rutin dihafal.
Ketiga: Mulai membaca ayat pertama dan diulang sampai 20
kali. Lalu membaca ayat kedua, diulang sampai 20 kali, sampai membaca seluruh
ayat dalam setengah halaman dengan pengulangan yang sama. Lalu mengulang ayat
dalam setengah halaman tadi secara keseluruhan dengan pengulangan sebanyak 20
kali. Kemudian sisa setengah halaman yang ada dibaca dan dilakukan pengulangan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya.
Keempat: Jika ingin menambah hafalan baru pada hari
berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, bacalah hafalan lama
dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali. Hal ini supaya hafalan
tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan. Kemudian barulah memulai hafalan baru
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan ketika menghafal ayat-ayat
sebelumnya.
Jika tidak melakukan seperti ini,
bila kita hanya rajin menambah hafalan, itu bisa membuat hafalan
sebelum-sebelumnya hilang. Jadi rajinlah muroja’ah (mengulang hafalan) daripada
menambah hafalan baru atau rajinlah menggabungkan kedua-duanya. Kita bisa terus
mengulang seperti ini dalam shalat-shalat sunnah kita seperti dalam shalat
rawatib atau shalat tahajud.
Kelima: Setorkan hafalan pada guru atau partner yang bisa
membenarkan bacaan jika salah, lebih baik lagi pada para hafizh quran.
Keenam: Pilih waktu terbaik untuk menghafal quran. Misalnya
untuk mengulang hafalan adalah di waktu Shubuh, sedangkan menambahnya adalah di
malam hari sebelum tidur, lalu disetorkan. Atau bisa pula gunakan waktu antara
adzan dan iqomah, atau waktu sebelum atau sesudah shalat lima waktu untuk
menambah dan mengulangi hafalan. Waktu-waktu senggang pun ketika berada di
antrian, berada di taxi, itu pun bisa diisi dengan hafalan. Keep your
time in the useful things …
Ketujuh: Lebih baik menghafal dari surat An Naas (belakang
mushaf) hingga bagian depan karena itu lebih mudah. Jika melakukan seperti ini,
kita akan mulai menghafal dari ayat-ayat yang pendek dan mudah diingat. Apalagi
kita akan sering mendengar ayat-ayat yang berada di belakang mushaf karena imam
masjid seringnya membaca surat-surat pendek sehingga hal ini akan mudah
mengokohkan hafalan kita.
Kedelapan: Menetapkan waktu untuk muroja’ah (mengulang
hafalan). Misalnya satu hari punya target menambah hafalan sebanyak 1 halaman,
sedangkan muroja’ah sebanyak 4 halaman s/d 1 juz. Ini bertujuan agar hafalan
yang telah lalu tetap terus terjaga dan kita bisa kontinu untuk menambah
hafalan baru. Lalu tetapkan waktu pula misalnya jika kita telah menghafal 5 juz
Al Qur’an, maka tetapkan waktu selama 2 minggu untuk mengulang 5 juz itu saja,
lalu setelah itu baru menambah hafalan yang baru. Intinya, jangan terburu-buru
menambah hafalan sebelum mengulang hafalan yang telah ada.
Kesembilan: Setiap yang menghafalkan Al
Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya akan mudah hilang apa yang telah ia
hafalkan, masa ini disebut masa “tajmi’” (pengumpulan hafalan), maka
jangan bersedih karena sulitnya mengulang atau banyak kelirunya dalam hafalan,
ini merupakan masa cobaan bagi para penghafal Al Qur’an, dan ini adalah masa
yang rentan dan bisa menjadi pintu syetan untuk menggoda dan berusaha untuk
menghentikan dari menghafal, maka jangan pedulikan godaannya dan teruslah
menghafal, karena menghafal Al Qur’an merupakan harta yang sangat berharga dan
tidak tidak diberikan kecuali kepada orang yang dikaruniai Allah Ta’ala.
Akhirnya kita memohon kepada-Nya
agar termasuk menjadi hamba-hamba- Nya yang diberi taufiq untuk menghafal dan
mengamalkan kitabNya dan mengikuti sunnah nabi-Nya dalam kehidupan yang fana
ini.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qomar: 17).
Semoga Allah
menjadikan kita menjadi ahli Al Qur’an, mudah menghafal dan
mentadaburinya. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Referensi:
- Penjelasan Syaikh Dr. Al
Muhsin bin Muhammad Al Qosim, imam dan khotib Masjid Nabawi pada
situs ahlalhdeeth.com
- Berbagai sumber bacaan di
internet
- Pengalaman penulis yang
berusaha untuk menjadi ahli al quran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar