Nabi Nuh disebut juga “bapak seluruh manusia” (أبو البشر/ Abul Basyar) selain Nabi Adam, karena
semua manusia setelah kejadian banjir di zaman Nabi Nuh adalah anak keturunan
beliau. Banjir Nabi Nuh terjadi pada seluruh dunia sehingga tidak ada manusia
yang selamat kecuali yang berada di atas kapal bersama nabi Nuh. Manusia yang
berada bersama nabi Nuh di atas kapal ditakdirkan Allah tidak mempunyai
keturunan lanjutan lagi setelah kejadian tersebut.
Banjir nabi Nuh terjadi di
seluruh dunia
Allah menurunkan banjir sampai-sampai gunung yang tinggi
tidak bisa menjadi tempat berlindung. Salah satuaAnak Nabi Nuh tidak bisa
selamat dari banjir padahal ia berlindung di atas gunung.
Allah Ta’ala berfirman,
هِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ
وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ
مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ
الْمُغْرَقِينَ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam
gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di
tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh
berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah
(saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya;
maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” (Huud :
42-43).
Seluruh orang kafir yang tidak beriman di muka bumi akan
terkena banjir sehingga tidak tersisa sedikit pun, sebagaimana doa nabi Nuh:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا
تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan
seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh :
26).
Semua yang tersisa di bumi yaitu yang tidak naik perahu
nabi Nuh tenggelam. Allah berfirman,
فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ
مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang
besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami
tenggelamkan orang-orang yang tersisa.” (Asy-Syuara 119-120).
Hanya Anak Keturunan Nabi Nuh
yang berlanjut
Beberapa ulama Menjelaskan bahwa terdapat anak Nabi Nuh
yang berimana bersama beliau di atas kapal. Bersama itu pula ada orang-orang
yang beriman bersama Nabi Nuh di atas kapal. Hanya saja Allah mentakdirkan yang
terus mempunyai keturunan adalah Nabi Nuh dan anaknya saja. Dalam riwayat
lainnya, yang manusia yang selamat selain Nabi Nuh dan anaknya meninggal karena
wabah sehingga mereka tidak mempunya keturunan.
Jadilah nabi Nuh adalah “bapak seluruh manusia” setelah
nabi Adam. Allah berfirman,
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ
هُمُ الْبَاقِينَ
“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang
melanjutkan keturunan” (As-Shaffat: 77).
Ahli tafsir di kalangan tabi’in, Imam Qatadah,
menafsirkan,
الناس كلهم من ذرية نوح عليه
السلام
Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab sejarah Al-Bidayah
wan Nihayah,
فإن الله لم يجعل لأحد ممن
كان معه من المؤمنين نسلا ولا عقبا سوى نوح عليه السلام …فكل من على وجه الأرض
اليوم من سائر أجناس بني آدم ينسبون إلى أولاد نوح الثلاثة وهم سام وحام ويافث
“Allah tidak menjadikan seorangpun yang bersama Nabi
Nuh dari orang-orang yang beriman anak dan keturunan kecuali Nuh ‘alaihis salam
saja… Semua yang ada di muka bumi sekarang dinisbatkan kepada ketiga anak Nabi
Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafidz”2.
Al-Hamawi menjelaskan,
كان أول من نزله نوح عليه
السلام لما خرج من السفينة ومعه ثمانون إنسانا فبنوا لهم مساكن بهذا الموضع
وأقاموا به فسمي الموضع بهم ثم أصابهم وباء فمات الثمانون غير نوح عليه السلام
وولده فهو أبو البشر كلهم
“Orang pertama yang turun kapal adalah Nuh ‘alaihis salam,
ketika beliau keluar dari kapal, beliau bersama 80 manusia. Mereka membangun
tempat tinggal di tempat itu dan menetap di sana. Kemudian mereka tertimpa
wabah penyakit, sehingga 80 orang tersebut meninggal kecuali Nuh ‘alaihis
salam dan anaknya. Maka beliau adalah Abul Basyar (bapak
seluruh manusia)”3.
Demikian semoga bermanfaat.
___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar